Tips Merencanakan Kehamilan Yang Sehat
“Nyesel nih gue nikah”
“Lho kenapa ?”
“Iya nih … kenapa nggak dari dulu ?!”
Candaan seperti itu sering kita dengar dari teman atau kerabat yang baru saja menikah. Tentu saja mereka tidak sungguh-sungguh menyesal, karena itu hanyalah cara untuk mengungkapkan bahwa mereka sesungguhnya bahagia, namun dengan memakai kalimat yang sebaliknya. Menikah dan menjadi pengantin baru memang membahagiakan. Sebab itu artinya mereka bisa mengarungi masa depan atau menghabiskan sisa waktu bersama orang yang dicintainya.
Menikah itu ibarat membangun sebuah koloni kecil di masyarakat. Jika di koloni ada raja, ada ratu dan ada penduduknya. Maka di keluarga ada bapak, ada ibu dan ada anak. Jika kurang satu saja maka rasanya tidak lengkap. Mungkin ini yang disebut dengan sunatullah alias sesuatu yang secara alamiah memang seharusnya begitu. Karena itu bisa dimengerti jika pasangan yang baru menikah banyak yang ingin segera merencanakan kehamilan agar cepat punya anak atau momongan. “Biar lengkap !”, begitu alasannya.
Bukan hanya pasangan pengantin baru itu saja yang ingin cepat-cepat punya momongan, tapi keluarga dekat dan sanak kerabat juga ingin agar mereka segera punya anak atau keturunan. Coba dengar apa yang mereka bisikkan saat resepsi digelar. “Selamat menempuh hidup baru ya, semoga bahagia, langgeng sampai kakek-nenek dan semoga cepat punya anak, biar rame !”. Bermacam-macam ucapannya, tapi intinya seperti itu.
Merencanakan kehamilan supaya cepat punya anak merupakan hal yang wajar bagi suami-istri yang baru menikah. Malah kadang-kadang tak sedikit pasangan yang ingin langsung memiliki dua atau tiga anak pada tahun-tahun pertama mereka menikah. Tahun pertama hamil, jeda setahun, lalu tahun ke tiga hamil lagi dst, setelah jumlah anak yang diinginkan tercapai lalu stop jangan hamil lagi. “Biar capenya sekalian,” begitu pertimbangan mereka.
Pada sisi lain, sebaliknya ada juga pasangan yang setelah menikah tapi tidak ingin langsung punya anak. Mungkin karena pertimbangan pekerjaan atau karier, alasan kesehatan atau alasan ekonomi. Mereka pun berusaha agar tidak cepat hamil dulu sampai mereka merasa siap.
Merencanakan kehamilan yang sehat bagi keluarga yang baru menikah adalah sebuah langkah bagus. Dengan begitu mereka bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Sebagian pasangan ada yang sukses dengan rencana kehamilannya, sebagian yang lain ada yang harus menunggu lama untuk hamil dan punya seorang anak. Ada yang menunggu setahun, ada yang dua tahun, tiga tahun, empat tahun dan lain-lain.
Tidak ada formula pasti yang menjamin 100 % bagi terjadinya kehamilan. Namun memiliki pengetahuan yang memadai tentang system reproduksi dan fungsi-fungsinya, mengetahui apa yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan lain-lain, akan sangat membantu mereka yang ingin agar cepat punya anak.
Pertanyaannya adalah bagaimana caranya ? Nah, berikut ini adalah 7 tips merencanakan kehamilan yang sehat untuk mereka yang baru menikah :
1. Berkonsultasi dengan dokter kandungan / ginekolog : yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan terakhir yang mungkin berpengaruh pada kehamilan. Biasanya nanti dokter akan melakukan serangkaian tes.
2. Ketahui masa subur Anda : salah satu cara terbaik dalam merencanakan kehamilan adalah dengan mengetahui kapan masa suburnya. Berhubungan suami-istri pada masa subur jauh lebih baik dari pada sebelum atau sesudahnya. Jika Anda tidak mengetahui kapan masa subur Anda, maka bisa memakai alat untuk mengecek masa subur. Bagi Anda pengguna smartphone, dewasa ini sudah ada aplikasi pada iPhone dan Android untuk menghitung masa subur. Cari saja di Google tentang hal ini.
3. Berhubungan intim di waktu yang tepat : sudah cukup jelas ya, yaitu pada masa subur.
4. Periksa suhu basal tubuh : yaitu dengan menggunakan thermometer basal, diukur setiap pagi hari setelah bangun tidur sebelum pergi ke kamar mandi. Pada masa subur, suhu basal tubuh biasanya menurun dan akan naik pada hari berikutnya.
5. Enjoy aja jangan stress : selama menjalani program kehamilan mungkin saja Anda merasa gelisah dan cemas. Meskipun hal ini wajar, tapi usahakan agar jangan stress. Enjoy saja. Karena pada saat stress, otak yang mengatur hormone kesuburan tidak berfungsi dengan baik. Sehingga mengganggu atau menunda proses ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan telur dari tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi.
6. Persiapan untuk suami : program agar cepat punya anak bukan hanya persoalan kaum perempuan, tapi persoalan bersama. Jadi para suami juga harus dilibatkan. Nah, untuk para suami sebaiknya jalankan hal berikut ini : Pertama, berhenti minum alkohol, sebab alkohol dapat menurunkan kadar testosterone dan jumlah sperma. Kedua, berhenti merokok, sebab merokok dapat merusak kualitas sperma dan membahayakan janin. Ketiga, makan makanan bergizi, terutama yang mengandung asam folat, seng, kalsium, vitamin C dan D. Keempat, hindari sauna dan berendam di air panas. Sebab, dapat membunuh sperma.
Jika para suami melakukan perubahan diatas hari ini maka hasilnya mungkin akan dirasakan pada tiga bulan mendatang.
7. Persiapan untuk istri : sama halnya seperti para suami, Anda juga perlu berhenti minum alkohol, berhenti merokok, dan tidak minum obat apapun tanpa sepengetahuan dokter. Mengurangi minuman berkafein juga bagus untuk kehamilan. Terlalu banyak minuman berkafein sering dikaitkan dengan masalah keguguran kandungan ataupun kelahiran premature. Meskipun tidak ada bukti ilmiah mengenai hal ini, namun sebagai seorang ibu Anda tetap harus berhati-hati mengenai hal ini.
Begitupun jika Anda seorang wanita yang memiliki kelebihan berat badan, sebaiknya segera berolahraga. Dengan menurunkan berat badan, maka akan terhindar dari resiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
Program keluarga berencana yang giat digalakkan pemerintah sepengetahuan kami bukan dimaksudkan untuk mencegah atau menunda kehamilan dalam konteks seperti ini. Melainkan merencanakan kehamilan yang sehat agar tercipta keluarga yang bahagia dan sejahtera. Program KB pemerintah rasanya tidak pernah menganjurkan untuk menuda dan mencegah kehamilan apalagi pada awal-awal pernikahan.
Orang tua kita jaman dulu sering bilang, bahwa mencegah kehamilan sebelum pasangan suami-istri memiliki anak, bisa membuat rahim seorang wanita “kering”. Sehingga, menurut orang tua kita, kelak mereka sulit untuk hamil dan punya anak. Jika Anda adalah pasangan yang baru menikah, atau berencana menikah dalam waktu dekat, tak ada salahnya memperhatikan nasihat bijak dari para orang tua kita ini.
“Lho kenapa ?”
“Iya nih … kenapa nggak dari dulu ?!”
Candaan seperti itu sering kita dengar dari teman atau kerabat yang baru saja menikah. Tentu saja mereka tidak sungguh-sungguh menyesal, karena itu hanyalah cara untuk mengungkapkan bahwa mereka sesungguhnya bahagia, namun dengan memakai kalimat yang sebaliknya. Menikah dan menjadi pengantin baru memang membahagiakan. Sebab itu artinya mereka bisa mengarungi masa depan atau menghabiskan sisa waktu bersama orang yang dicintainya.
Menikah itu ibarat membangun sebuah koloni kecil di masyarakat. Jika di koloni ada raja, ada ratu dan ada penduduknya. Maka di keluarga ada bapak, ada ibu dan ada anak. Jika kurang satu saja maka rasanya tidak lengkap. Mungkin ini yang disebut dengan sunatullah alias sesuatu yang secara alamiah memang seharusnya begitu. Karena itu bisa dimengerti jika pasangan yang baru menikah banyak yang ingin segera merencanakan kehamilan agar cepat punya anak atau momongan. “Biar lengkap !”, begitu alasannya.
Bukan hanya pasangan pengantin baru itu saja yang ingin cepat-cepat punya momongan, tapi keluarga dekat dan sanak kerabat juga ingin agar mereka segera punya anak atau keturunan. Coba dengar apa yang mereka bisikkan saat resepsi digelar. “Selamat menempuh hidup baru ya, semoga bahagia, langgeng sampai kakek-nenek dan semoga cepat punya anak, biar rame !”. Bermacam-macam ucapannya, tapi intinya seperti itu.
Merencanakan kehamilan agar cepat punya anak
Di masyarakat, sebuah keluarga sering dianggap lengkap jika di tengah-tengah mereka telah lahir seorang anak yang lucu. Lebih lengkap lagi jika anaknya satu laki-laki dan satu perempuan. “Wah sudah lengkap ya !” begitu mereka sering menimpali keluarga yang punya minimal satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Bagaimana jika belum punya anak atau keturunan ? Tentu masyarakat juga sering mendoakan agar pasangan itu segera dianugerahi seorang anak.Merencanakan kehamilan supaya cepat punya anak merupakan hal yang wajar bagi suami-istri yang baru menikah. Malah kadang-kadang tak sedikit pasangan yang ingin langsung memiliki dua atau tiga anak pada tahun-tahun pertama mereka menikah. Tahun pertama hamil, jeda setahun, lalu tahun ke tiga hamil lagi dst, setelah jumlah anak yang diinginkan tercapai lalu stop jangan hamil lagi. “Biar capenya sekalian,” begitu pertimbangan mereka.
Pada sisi lain, sebaliknya ada juga pasangan yang setelah menikah tapi tidak ingin langsung punya anak. Mungkin karena pertimbangan pekerjaan atau karier, alasan kesehatan atau alasan ekonomi. Mereka pun berusaha agar tidak cepat hamil dulu sampai mereka merasa siap.
Merencanakan kehamilan yang sehat bagi keluarga yang baru menikah adalah sebuah langkah bagus. Dengan begitu mereka bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Sebagian pasangan ada yang sukses dengan rencana kehamilannya, sebagian yang lain ada yang harus menunggu lama untuk hamil dan punya seorang anak. Ada yang menunggu setahun, ada yang dua tahun, tiga tahun, empat tahun dan lain-lain.
Tidak ada formula pasti yang menjamin 100 % bagi terjadinya kehamilan. Namun memiliki pengetahuan yang memadai tentang system reproduksi dan fungsi-fungsinya, mengetahui apa yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan lain-lain, akan sangat membantu mereka yang ingin agar cepat punya anak.
Pertanyaannya adalah bagaimana caranya ? Nah, berikut ini adalah 7 tips merencanakan kehamilan yang sehat untuk mereka yang baru menikah :
1. Berkonsultasi dengan dokter kandungan / ginekolog : yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan terakhir yang mungkin berpengaruh pada kehamilan. Biasanya nanti dokter akan melakukan serangkaian tes.
2. Ketahui masa subur Anda : salah satu cara terbaik dalam merencanakan kehamilan adalah dengan mengetahui kapan masa suburnya. Berhubungan suami-istri pada masa subur jauh lebih baik dari pada sebelum atau sesudahnya. Jika Anda tidak mengetahui kapan masa subur Anda, maka bisa memakai alat untuk mengecek masa subur. Bagi Anda pengguna smartphone, dewasa ini sudah ada aplikasi pada iPhone dan Android untuk menghitung masa subur. Cari saja di Google tentang hal ini.
3. Berhubungan intim di waktu yang tepat : sudah cukup jelas ya, yaitu pada masa subur.
4. Periksa suhu basal tubuh : yaitu dengan menggunakan thermometer basal, diukur setiap pagi hari setelah bangun tidur sebelum pergi ke kamar mandi. Pada masa subur, suhu basal tubuh biasanya menurun dan akan naik pada hari berikutnya.
5. Enjoy aja jangan stress : selama menjalani program kehamilan mungkin saja Anda merasa gelisah dan cemas. Meskipun hal ini wajar, tapi usahakan agar jangan stress. Enjoy saja. Karena pada saat stress, otak yang mengatur hormone kesuburan tidak berfungsi dengan baik. Sehingga mengganggu atau menunda proses ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan telur dari tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi.
6. Persiapan untuk suami : program agar cepat punya anak bukan hanya persoalan kaum perempuan, tapi persoalan bersama. Jadi para suami juga harus dilibatkan. Nah, untuk para suami sebaiknya jalankan hal berikut ini : Pertama, berhenti minum alkohol, sebab alkohol dapat menurunkan kadar testosterone dan jumlah sperma. Kedua, berhenti merokok, sebab merokok dapat merusak kualitas sperma dan membahayakan janin. Ketiga, makan makanan bergizi, terutama yang mengandung asam folat, seng, kalsium, vitamin C dan D. Keempat, hindari sauna dan berendam di air panas. Sebab, dapat membunuh sperma.
Jika para suami melakukan perubahan diatas hari ini maka hasilnya mungkin akan dirasakan pada tiga bulan mendatang.
7. Persiapan untuk istri : sama halnya seperti para suami, Anda juga perlu berhenti minum alkohol, berhenti merokok, dan tidak minum obat apapun tanpa sepengetahuan dokter. Mengurangi minuman berkafein juga bagus untuk kehamilan. Terlalu banyak minuman berkafein sering dikaitkan dengan masalah keguguran kandungan ataupun kelahiran premature. Meskipun tidak ada bukti ilmiah mengenai hal ini, namun sebagai seorang ibu Anda tetap harus berhati-hati mengenai hal ini.
Begitupun jika Anda seorang wanita yang memiliki kelebihan berat badan, sebaiknya segera berolahraga. Dengan menurunkan berat badan, maka akan terhindar dari resiko tekanan darah tinggi dan diabetes.
Merencanakan kehamilan Vs menunda kehamilan
Karena pertimbangan satu dan lain hal, banyak pasangan yang baru menikah memilih untuk menunda kehamilannya. Fenomena ini banyak kita jumpai terutama di kota-kota besar. Mereka pun berusaha mencegah bagaimana cara agar kehamilan itu tidak terjadi. Baik dengan cara alami maupun dengan menggunakan alat kontrasepsi. Setelah sekian lama mencegah kehamilan, belakangan ketika mereka merasa sudah siap dan ingin punya anak, mereka malahan kesulitan untuk memiliki anak. Yang terjadi kemudian adalah mereka berobat kesana-kemari, berusaha agar cepat hamil dan punya anak.Program keluarga berencana yang giat digalakkan pemerintah sepengetahuan kami bukan dimaksudkan untuk mencegah atau menunda kehamilan dalam konteks seperti ini. Melainkan merencanakan kehamilan yang sehat agar tercipta keluarga yang bahagia dan sejahtera. Program KB pemerintah rasanya tidak pernah menganjurkan untuk menuda dan mencegah kehamilan apalagi pada awal-awal pernikahan.
Orang tua kita jaman dulu sering bilang, bahwa mencegah kehamilan sebelum pasangan suami-istri memiliki anak, bisa membuat rahim seorang wanita “kering”. Sehingga, menurut orang tua kita, kelak mereka sulit untuk hamil dan punya anak. Jika Anda adalah pasangan yang baru menikah, atau berencana menikah dalam waktu dekat, tak ada salahnya memperhatikan nasihat bijak dari para orang tua kita ini.
0 Response to "Tips Merencanakan Kehamilan Yang Sehat "
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Semua komentar dimoderasi,