Pantangan Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Hamil Tua

Pantangan saat hamil tua bagi suami - istri

Tulisan berikut ini mengulas tentang beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan suami dan istri pada saat istri dalam keadaan hamil tua. Sejatinya tulisan tentang pantangan ibu hamil ini, bersumber pada tradisi masyarakat Aceh. Namun tidak salah kiranya jika ia menjadi referensi kita soal apa yang boleh dan apa tidak boleh dilakukan saat wanita dalam keadaan hamil tua. Karena, budaya Aceh memiliki banyak kesamaan dengan budaya suku-suku lain di Indonesia. Berikut tulisannya :

pantangan ibu hamil tua
Masyarakat Aceh kaya akan budaya dan adat-istiadat. Beragam adat-istiadat diwarisi turun-menurun dari nenek moyang ke anak-cucu. Meski zaman telah maju dan adat-istiadat mulai luntur di kalangan tertentu, tapi masih ada juga kalangan yang masih menjunjung tinggi adat-istiadat. Adat-istiadat tersebut telah mendarah daging dalam masyarakat Aceh dan mengatur setiap sendi kehidupan, mulai dari kandungan hingga meninggal.

Sejak awal dari kehidupan manusia yaitu saat berada dalam kandungan ibunda, adat-istiadat sudah menuntun manusia dalam berperilaku, baik adat yang berupa anjuran maupun pantangan. Berbagai macam anjuran dan pantangan mewarnai kehidupan seorang ibu yang sedang hamil atau mengandung bayinya. Bisa dikatakan bahwa masa kehamilan merupakan masa dimana terdapat begitu banyak pantangan yang harus dipatuhi oleh pasangan suami-istri.

Banyaknya pantangan yang harus dipatuhi oleh ibu hamil kadang kala membuat si ibu merasa stres. Ruang geraknya terasa dibatasi. Masa kehamilan merupakan masa yang rentan stres karena banyaknya stressor yang dihadapi oleh ibu hamil. Ibu hamil harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis dan psikologis yang dihadapinya selama masa kehamilan. Perubahan-perubahan tersebut sudah cukup membuat seorang ibu merasa stres jika tidak mampu beradaptasi dengan baik, apalagi ditambah dengan adat pantang yang berjibun.

Memang, adat pantang yang biasanya datang dari orang tua dan mertua dari si ibu tujuannya baik, demi keselamatan ibu dan anak yang dikandungnya. Namun, adat pantangan bagi wanita hamil tersebut tidak semuanya benar, dan tidak pula semuanya salah. Kita harus pandai-pandai memilah. Kadang kala adat pantang itu benar adanya, hanya saja alasan yang diutarakan yang salah. Justru karena alasannya yang salah itulah orang enggan untuk menurutinya. Jika alasan yang dikemukakan bisa diterima oleh akal sehat, tentu akan lebih mudah untuk dijalankan.

Generasi sekarang yang telah mengikuti perkembangan zaman, mulai merasa enggan untuk mengikuti adat yang selama ini telah hidup dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena pikiran awam yang tertanam dalam otak mereka telah digantikan dengan pengetahuan yang rasional. Tentunya mereka akan membantah ketika orang tua mengatakan “Wanita hamil tidak boleh duduk di pintu supaya tidak mengalami kesulitan saat melahirkan”. Mereka akan membantah, “Apa hubungannya jalan lahir dengan pintu rumah?”


Beberapa Adat Pantangan Saat Wanita Hamil 

Adat pantangan selama masa kehamilan dalam masyarakat Aceh cukup banyak. Mulai dari pantangan untuk istri, suami, dan pantangan yang harus dituruti keduanya. Pantangan yang harus dituruti oleh istri merupakan pantangan dengan jumlah terbanyak.

Pantangan bagi istri atau wanita hamil meliputi:

1. Tidak boleh duduk di pintu supaya tidak mengalami kesulitan saat melahirkan.

2. Tidak boleh duduk di atas tanah dan sapu supaya tidak lengket ari-ari saat melahirkan.

3. Tidak boleh mandi saat maghrib atau senja hari supaya kulit bayi tidak kemerah-merahan.

4. Tidak boleh melakukan pekerjaan layu on (daun pisang diasap-asapkan pada api supaya menjadi layu dan wangi) agar kulit bayi tidak mengalami bercak-bercak lebam.

5. Pantangan melihat kera karena dikhawatirkan kelak bayi yang dikandungnya akan mirip kera.

6. Tidak boleh keluar pada saat maghrib, malam hari, hujan rintik-rintik karena dikhawatirkan ada makhluk halus yang mengikuti dan mengganggu kandungannya.

7. Tidak boleh melangkahi parit dan kali supaya tidak menyebabkan keguguran.

8. Pantang duduk di atas tangga rumah (bak ulee rinyeun) karena akan mengalami kesulitan saat melahirkan.

9. Pantangan melihat gambar binatang yang menyeramkan, seperti: kera, gambar kecelakaan dan gambar yang tidak islami.

10. Larangan makan yang dianggap “tajam” seperti nenas karena dikhawatirkan akan keguguran

11. Tidak boleh minum es agar bayinya tidak besar sehingga tidak mengalami kesulitan ketika melahirkan.

12. Larangan makan nasi kerak karena dikhawatirkan ari-ari tidak keluar (lengket) pada saat melahirkan.

13. Tidak boleh makan makanan dingin karena dikhawatirkan badan ibu menggigil kedinginan saat melahirkan.

14. Pantang menyiangi ikan hidup seperti lele dan gabus agar anaknya kelak tidak terkejut-kejut.

15. Jangan tidur di pagi hari karena akan mengalami kesulitan saat melahirkan.

16. Pantangan berhubungan intim di bulan-bulan terakhir agar bayi waktu lahir bersih.

17. Tidak boleh minum obat-obatan dari dokter karena bayinya akan besar sehingga susah lahir.

Pantangan bagi suami saat istri sedang hamil :

Sementara pantangan bagi suami yaitu bila pulang ke rumah pada malam hari jangan langsung masuk ke rumah tetapi berhenti dulu di depan pintu atau di luar sambil meludah karena dikhawatrikan ada makhluk halus yang mengikuti masuk ke dalam rumah dan mengganggu ibu hamil.

Sedangkan pantangan bagi suami dan istri meliputi:

1. Tidak boleh melilitkan kain di leher ataupun melilitkan benda lain seperti tali dan benang supaya tidak terlilit tali pusat.

2. Tidak boleh menertawakan orang juling karena dikhawatirkan bayi yang dilahirkan akan juling juga.

3. Tidak boleh membunuh binatang karena dikhawatirkan bayi yang dilahirkan akan mengalami kecacatan pada tubuh sesuai dengan perlakuan yang ditimpakan pada binatang tersebut.

Menguak kebenaran di balik adat pantangan bagi ibu hamil

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, adat pantang yang telah turun-temurun dan mendarah daging di masyarakat Aceh ada benar dan salahnya. Memilah antara yang benar dan salah memang bukanlah hal mudah. Mengklaim sesuatu salah tentunya harus didasari oleh bukti, apalagi berkaitan dengan adat yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat.

Dewasa ini, kemajuan teknologi telah melahirkan penelitian-penelitian terbaru dan pengetahuan yang up to date. Pengetahuan itu dinamis. Seyogianya manusia juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sehingga dapat memilah antara perbuatan yang harus dilakukan dan dijauhi. Ilmu pengetahuan, baik ilmu duniawi dan ukhrawi, menjadi jendela untuk mengungkap fakta di balik adat pantangan bagi ibu hamil di masyarakat.  (Bersambung)

Sumber : Era Mayawati

Cara Cepat Hamil

0 Response to "Pantangan Yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Hamil Tua"

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Semua komentar dimoderasi,