Makna Kebaikan Dari Mitos Ibu Hamil
Mitos Ibu Hamil di Masyarakat
Pada bagian akhir artikel ini, disinggung sekilas tentang mitos agar cepat hamil di masyarakat. Mitos tersebut beredar di tengah masyarakat, dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebagian ada yang masuk akal, tapi sebagian besar yang lain tidak masuk akal dan cenderung menyesatkan. Tidak hanya di Indonesia, sejumlah mitos ibu hamil ini juga dikenal di negara lain.Sangat boleh jadi, mitos ibu hamil yang berkembang di negara kita dipengaruhi oleh mitos sejenis yang ada di negara tetangga. Atau malah sebaliknya. Dalam dunia yang saling berinteraksi satu dengan yang lain, dan pertukaran budaya yang terjadi selama berabad-abad, wajar jika ada proses saling mempengaruhi.
Pada tingkat lokal, beberapa suku di Indonesia juga mengenal adanya mitos kehamilan ini. Terutama masyarakat di berbagai pelosok pedesaan. Tidak hanya di Jawa, tapi juga di pulau-pulau lain. Keterkaitan dan percampuran budaya antar suku bisa menggambarkan perkembangan mitos ibu hamil ini ditengah masyarakat kita. Jangan heran jika kita bisa menemukan mitos di suatu daerah memiliki kemiripan dengan mitos di tempat lain.
Namanya juga mitos, jadi pasti beda dengan fakta. Mitos itu sering dikemas dengan bumbu cerita yang menarik sampai seolah-olah, sekali lagi seolah-olah, mitos itu adalah fakta yang sesungguhnya terjadi. Kultur masyarakat kita yang lebih suka “mendongeng” dari pada “menulis”, dan lebih suka “mendengarkan” dari pada “membaca” menjadi ladang yang subur bagi berkembangnya berbagai mitos ibu hamil di masyarakat.
Spirit dan kebaikan dari mitos ibu hamil
Salah satu mitos ibu hamil yang cukup terkenal adalah bahwa jika ada pasangan suami-istri yang sudah lama menikah namun belum memiki keturunan, sedangkan mereka sudah sangat ingin punya anak, maka mereka dianjurkan untuk memungut atau mengangkat seorang anak ke dalam keluarga mereka. Anak yang dipungut atau diangkat dianjurkan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Dan biasanya anak yang akan diasuh itu tersebut berasal dari keluarga yang masih ada hubungan saudara.Menurut mitos ini, dengan mengangkat atau memungut seorang anak, maka keinginan pasangan itu untuk hamil dan punya anak akan lebih mudah tercapai. Benar atau tidak mitos ini, wallahu ‘alam. Orang boleh berdebat sampai pagi. Siapapun boleh percaya, boleh juga tidak. Yang jelas, bisa dikatakan, hampir setiap suku di Indonesia mengenal mitos agar calon ibu cepat hamil ini. Tak hanya mengenal, tapi juga banyak yang mempraktekkannya.
Secara khusus kita perlu menghargai makna kebaikan yang secara tersirat terkandung dalam mitos kehamilan ini. Bisa kita bayangkan jika banyak pasangan suami istri yang ikhlas bersedia mengangkat seorang anak dari kalangan yang kurang mampu, maka akan ada banyak anak-anak yang bisa tertolong pendidikan dan masa depannya. Dilihat dari aspek moral, apa yang dilakukan oleh pasangan suami istri tersebut adalah sebuah amal kebaikan yang mulia.
Bagi pasangan yang mempraktekkan hal ini kita mesti menghargai dan appreciate atas apa yang mereka lakukan setidaknya karena tiga alasan kebaikan.
1. Apa yang mereka lakukan itu banyak membawa efek positif bagi anak yang mereka asuh. Biasanya pendidikan formal anak-anak itu akan lebih terjamin dibandingkan dengan jika bersama orang tuanya yang kurang mampu. Dengan begitu diharapkan masa depan mereka juga lebih baik dan sejahtera.
2. Dilihat dari aspek moral apa yang mereka lakukan itu merupakan salah satu wujud sikap saling membantu dan tolong menolong dalam keluarga besar mereka. Secara tidak langsung hal ini juga membawa kebaikan bagi keluarga yang anaknya dipungut atau diasuh keluarga saudaranya. Dari sisi ekonomi, minimal beban keluarga tersebut menjadi berkurang.
3. Selain membawa kebaikan untuk orang lain, apa yang mereka lakukan itu sejatinya juga membawa kebaikan untuk mereka sendiri kelak di kemudian hari. Dengan mengasuh dan merawat seorang anak, maka kelak saat mereka sudah berusia lanjut, akan ada orang lain yang merawat dan memperhatikan mereka. Bayangkan, alangkah menderitanya mereka kelak ketika usia mereka sudah tua, sebatang kara karena tidak punya keturunan dan tak ada orang lain yang memperhatikan dan merawat mereka.
Tidak ada korelasi langsung dalam mitos ibu hamil ini
Mengangkat anak adalah peristiwa sosiologis. Sedangkan kehamilan adalah peristiwa biologis. Sulit rasanya untuk menemukan korelasi langsung antara mengangkat seorang anak dengan terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Dimana titik temunya ? Tak ada. Karena itulah disebut mitos.Meskipun tak ada bukti ilmiah akan kebenaran mitos ibu hamil ini, nyatanya banyak pasangan yang mempraktekkannya. Faktanya lainnya, bagaimanapun tindakan seperti ini sangat positif artinya bagi anak yang bersangkutan, keluarga yang ditinggalkan, maupun keluarga baru anak tersebut.
Mungkin lebih tepat jika kita melihat mitos ibu hamil ini dalam perspektif berbuat kebaikan untuk sesama. Kita tau bahwa menanam kebaikan akan selalu berbuah kebaikan pula. Entah sekarang, nanti atau kelak. Entah langsung ataupun tak langsung. Mengangkat dan mengasuh seorang anak dari kalangan yang kurang mampu adalah salah satu dari mitos kehamilan yang banyak membawa kebaikan dan manfaat. Kita semua patut mengapresiasi hal itu.
0 Response to "Makna Kebaikan Dari Mitos Ibu Hamil"
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Silakan meninggalkan komentar yang relevan. Semua komentar dimoderasi,